Friday, June 29, 2012

Tiket kereta

Kacang...kacang !
Belum juga aku menggeser kakiku dari pembatas bangku yg sebelah, maklum saya duduknya nyempil dipinggir, itu juga dapat duduk sedikit sekali, tapi daripada saya harus berdiri sampai bekasi ga apa-apa deh.
Eh tiba-tiba si ibu tukang darling lewat " darling, darling, bubur kacang ijo " ayo yang ga punya tiket hati-hati, dibelakang lagi ada razia "
Gak tau itu benaran atau hanya isengnya si ibu buat nakut-nakutin.
Tiba-tiba saya teringat kejadian beberapa waktu yang lalu. Seperti biasa pulang kerja saya selalu nebeng naik motornya teman sampai stasiun senen, tapi kali ini saya nebeng hanya sampai kemayoran saja. Berhubung saya biasanya naik kereta patas, dan kereta itu tidak berhenti distasiun kemayoran. Akhirnya saya naik kereta wara-wiri dan kemudian turun distasiun senen, tapi karena loket untuk membeli tiket harus keluar lagi dari peron, saya nekad tidak beli tiket saat itu.
Tiba-tiba saya dengar kalau dibelakang ada razia tiket, yang tadinya saya duduk dengan tenang berubah jadi deg-degan ga karuan, "apes deh, sekalinya gak beli tiket, eh ada razia pula "gerutuku dalam
hati
Sebenarnya yang saya takuti bukanlah dendanya tapi malunya itu loh, masa tiket yang harganya super duper murah hanya seribu lima ratus rupiah tidak bisa beli ?
Tapi beruntunglah saya ternyata itu hanya gertakan si ibu darling. Akhirnya saya nyampe stasiun bekasi tanpa tiket alias, gratis...tis..tis.

Sebenarnya pengalaman itu bukan hanya terjadi pada saya, mungkin sebagian penumpang kereta api pernah merasakan hal yang sama.
Sebenarnya bukan untuk membenarkan diri sendiri, tapi sekarang peraturan PT. KAI lumayan memberatkan buat kami orang-orang yang sehari hari harus menggunakan alat transportasi ini untuk bekerja. Yang biasanya kita bisa naik kereta ekonomi sekarang mau gak mau dengan terpaksa harus naik kereta commuter line yang harga tiketnya 4x harga tiket ekonomi.
posted from Bloggeroid

Thursday, June 28, 2012

Dimana hati nuranimu sebagai seorang ibu ?




Pernahkah anda mendengar kisah seorang ibu rela meninggalkan anaknya hanya karena selisih paham dengan suaminya ?

Sekalipun ada menurut saya itu bisa dihitung dengan jari satu diantara sekian.Yang saya tahu biasanya seorang ibu akan selalu membawa serta anaknya kemanapun dia pergi.
Tapi hal ini benar-benar terjadi  dalam lingkungan saya sendiri. Tadinya saya ga percaya kok bisa sampai seperti itu ?
Apa yang ada dipikirannya sewaktu dia memutuskan untuk pergi dan meninggalkan anaknya yang masih belum berumur setahun ?
Apapun alasanya saya tetap tidak bisa terima, siapa pun dia ?
Karena saya juga seorang ibu dan saya tahu persis bagaimana rasa nya jika saya jauh dari anak saya, sungguh ada sesuatu yang hilang dari diri saya.

Apakah ikatan bathin antara seorang ibu dengan anaknya sudah tidak ada lagi atau gimana ya ?

Apakah dia memikirkan bagaimana kalau anaknya nangis dan minta digendong oleh ibunya ? karena senyaman-nyamannya papanya menggendong  pasti lebih nyaman kalau ibu nya yang gendong karena ikatan bathin antara seorang ibu dan anak itu begitu kuat.

Saya tidak habis pikir apa yang ada dalam pikiran si ibu ?
Masalah apapun yang kalian hadapi ingat jangan sampai mengorbankan anak karena anak itu bukan milik kalian seutuhnya, karena anak itu adalah titipan Tuhan buat kita jaga dan kita didik supaya menjadi anak yang benar, bukan untuk kalian sakiti ataupun dikorbankan hanya karena ego orangtuanya.

Buat kamu ibu yang sudah meninggalkan anakmu :
- Apakah kamu sudah tidak ingat bagaimana kamu mengandungnya selama 9 bulan dan melahirkannya dengan susah payah bertarung antara hidup dan matimu ?

- Apakah dengan meninggalkannya masalah kalian orang tuanya bisa selesai begitu saja ? Padahal tanpa kalian sadari kalian sudah menambah masalah baru

- Apakah tadi malam dan malam-malam berikutnya kamu bisa tidur nyenyak tanpa anak yang kamu lahirkan dari rahimmu sendiri tidak berada dalam pelukan mu ?

- Apakah kamu tidak kangen melihat tawanya yang bisa membuat hidupmu lebih bersemangat lagi ?

Apapun jawaban yang kamu berikan tetap tidak bisa saya terima.
Apapun alasan yang kamu berikan tetap tidak bisa saya terima.

Ingat jika kita menikah berarti kita juga menikah dengan keluarganya bukan hanya dengan suami kita.  orangtua dan keluarga suamimu adalah orangtua dan keluargamu juga.


Sebenarnya hati saya sedih banget kalau ingat kamu nak.., karena kamu  masih bayi  dan belum mengerti masalah apa yang dihadapi oleh orang tua mu, apapun masalah mereka sebenarnya bukan kamu yang harus merasakan ini.

Semoga kamu sehat selalu ya jangan rewel kita semua sayang kamu koq....mmmmuachhh






Monday, June 25, 2012

Arisan @Ragunan